Kisah Nyata Cerita Horor Terbaru di Tahun 2018

Dering jam beker yang terletak di atas meja kamar tidurku berdering. Tanda peringatan bahwa suamiku harus minum obat yang telah diresepkan dokter padanya. Aku selalu tertib merawat suamiku yang terbaring terkena penyakit asma. "Pak, bangun dulu pak! " obat saatnya di minum " pintaku pada suamiku. Aku menjadi kaget, ternyata suamiku tidak sadarkan diri. Jam dua malam itu aku segera membangunkan kedua anakku. " mas anto, dik ani.... bangun dulu nak, bapak perlu bantuanmu ". Kedua anakku terus terbangun

" Ada apa mak? " tanya keduanya.

" telponkan petugas ambulance Rumah Sakit Daerah Ponorogo ya!, bapak butuh pertplongan segera ".

Aneh, hanya berselang lima menit saja mobil yang aku butuhkan itu sudah tiba di depan rumahku. Padahal jarak antara Pulung desaku, dengan RSUD Dr. Hardjono ada kurang lebih dua puluh kilo. Aku terdiam sedikit tercengang. Tapi mau bagaimana lagi, aku di sambut ramah oleh dua orang suster dan seorang supir yang masih muda.

" Mari bu, silakan dampingi bapak di belakang. Infus nya sudah saya pasang. Ibu akan ditemani dua suster di belakang ". 

Dalam perjalanan menuju Rumah Sakit, terasa aku melihat yang wajar melihat pemandangan di sepanjang jalan Pulung Ponorogo. Dua orang suster yang menemani aku tercium aroma parfum yang harum sekali. Wajahnya cantik jelita. Rambutnya semampai panjang. Wah seandainya dia masih gadis bakal aku jodohkan dengan Anto anakku dalam batinku. Tapi aku tak berani mengungkapkan kata - kata padanya.

• Kisah Cerita Seputar Horor Pantai Selatan

• Kisah Nyata Toilet Yang Berhantu Sesosok Perempuan

• Kisah Nyata Fenomena Keberadaan Jin Muslim Di Mesjid

Tak beberapa lama aku sampai di ruang UGD, disana aku segera mengurus administrasi di loket rawat inap. Dua orang suster dan supirnya mengantar aku ke sebuah ruangan yang masih asing bagiku. Kira - kira dari UGD ke arah bagian timur, aku melewati lorong - lorong yang ramai. Aku melihat banyak pasien - pasien yang ditunggui kerabatnya. Suamiku segera masuk ke ruang yang aku lihat bangunan lama atau bangunan kuno. Sepertinya bangunan Rumah Sakit peninggalan Belanda. Aku melihat kok ada beberapa dokter berwajah bule di sana. Terus ada beberapa pasukan tentara Belanda yang keluar masuk bangsal. Aku terdiam, aku cubit kakiku... jangan - jangan aku bukan manusia lagi, aku terdiam seribu bahasa.

" Bu silakan masuk, suami ibu sudah di ruangan Anggrek, dan tas ibu sudah kami simpan di atas lemari. " oh...  oh.... iya suster " Aku terkejut dan terheran - heran, padahal tas aku tadi aku cangking, lho kok sudah mereka bawa?.

Dalam suasana yang keheranan, aku segera memasuki ruangan tempat suamiku di rawat. Aku merasakan kamar yang di tempati suamiku, terlihat luas dan bersih. Perawat - perawatnya silih berganti berdatangan memberikan perawatan. " ibu dari Pulung ya? " tanya dokter bule kepada saya. " iya dok ". Suami ibu tidak apa - apa kok, dan nanti hanya perlu di rawat tiga hari saja. Untuk itu saya minta ibu dan keluarga tidak usah keluar dari ruangan ini. Ibu akan dilayani oleh suster semuanya. Makanan dan minuman sudah tinggal ambil, cukup untuk hidup tiga hari. Selama tiga hari, kami dimanjakan oleh pelayanan yang istimewa. Suamiku juga nampak semakin sehat. Demikian juga anak - anakku mereka nampak santai dan tak terlihat ada beban di rawut wajahnya.

Setelah tiga hari lamanya, akhirnya kamipun di perbolehkan untuk berkemas dan pulang ke rumahku yang sedia kala.

Tetapi, ketika kami mau membayar administrasi pemabayaran dengan sontaknya saya terkaget - kaget, melihat semua loket pembayaran terlihat kosong demikian juga Rumah Sakit tersebut sudah tidak ada penghuninya sedikitpun. Di sana ada tulisan Rumah Sakit Dr. Hardjono sudah pindah sejak November tahun 2014 di Paju Ponorogo, semua layanan kesehatan di pindahkan di sana.

Tiba - tiba bulu pundakku merinding dengan serentak.

Aku dan keluargaku tercengang melihat ruangan yang tadinya luas dan indah, lengkap dengan fasilitas yang menakjubkan, kini terlihat nyata lengang, kumuh, penuh sarang laba - laba, tidak terawat, dan tanpa perawat.

" lho ibu dari mana ini? " tanya satpam tiba - tiba. " anu pak saya rawat inap di ruang Anggrek ".

Satpam juga tercengang setengah mati. Bulu kuduknya merinding, mulutnya seakan terkunci sulit untuk mengucapkan sebuah kata. Aku dan keluarga bergegas, karena malu. Tapi aku bersyukur karena suamiku terlihat sehat wal afiat.

" mak terus siapa yang merawat kita tadi? " tanya suamiku yang penuh tanda tanya lebih besar.

• Seputar Cerita Horor Malam Jum'at Kliwon

• Suara Hantu Kuntilanak Yang Terus Bergemuruh Di Telingaku

• Kisah Nyata Cerita Horor Panggilan Dari Seseorang Yang Menyerupai Temanku

• Seluk Beluk Film Kuntilanak II Yang Telah Tayang

• Horor Kejadian Mengerikan Di Tanggal 13 _ 2013

• The Nun 1 Kisah Horor Terbaru Dan Terupdate

• Kisah Nyata Cerita Horor Kuntilanak Ghost Of Story

• Kisah Nyata Horor Abis Kamar Kos Yang Berhantu

• Cerita Horor Di Perkosa Setan Yang Tak Terlihat

• Kisah Nyata Cerita Horor Terbaru Di Tahun 2018

• Kisah Nyata Yang Berasumsi Main Dukun/Ilmu Hitam

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Horor Kejadian Suster Gepeng di Rumah Sakit Soetomo di Daerah Surabaya

Mengungkap Sebuah Misteri Yang Menjadi Perbincangan Pantai Garut Selatan

Kisah Nyata Yang Berasumsi Main Dukun/Ilmu Hitam