Kisah Nyata Cerita Horor

Ritual Jelangkung Jika Anda ingin mencoba cara ini, sediakan 2 buah kayu kecil, segenggam tanah kuburan orang yang mati secara tidak wajar, batok kelapa, tali, serta selembar kain kafan. Bentuk bahan - bahan tersebut menjadi seperti boneka. Isikan tanah kuburan ke dalam kepala jelangkung. Bawa jelangkung yang Anda buat ke rumah atau tempat angker, kemudian saat tengah malam, bersama teman - teman Anda bacalah mantra jelangkung yang bunyinya sebagai berikut. "Jalangkung jalangset disini ada pesta, pestanya kecil - kecilan. Jalangkung jalangset datang tak dijemput pulang tak diantar". Setelah 7 kali mantra tersebut dibaca, jelangkung biasanya akan mulai bereaksi. Ia akan bergerak dan takan terkendali. Untuk dapat berkomunikasi, sediakan selembar kertas agar jelangkung dapat menuliskan sesuatu. Namun, jika setelah mantra dibaca, dan jelangkung tidak juga bereaksi, kemungkinan hantu yang Anda undang tidak mau masuk ke dalam boneka jelangkung. Ia mungkin akan berkomunikasi la

Kisah Rin Bersamaan Datangnya Sosok Malaikat Yang Bernamakan Akira Namaku Nayla. Umurku 15 tahun. Hobiku bermain game. Kegiatanku sehari - hari hanya pergi ke sekolah, pulang dari sekolah, makan, main game, belajar, tidur ...... dan seterusnya. Menurutku, kehidupanku sama normalnya dengan jutaan anak SMA lain di Indonesia. Tidak ada yang istimewa. Keluargaku normal, aku anak tunggal, ayah dan ibuku masih lengkap, dan aku memiliki banyak teman di sekolah, bahkan kami juga sering belajar bersama atau main bareng ke sesuatu tempat, yang intinya semua yang kualami setiap harinya benar - benar biasa saja. Suatu hari sepulang sekolah, aku bertemu malaikat kematian yang duduk dengan santai di ambang jendela kamarku. Dengan sayap sehitam burung gagak terlipat di punggungnya. Dia tersenyum dan mengedipkan salah satu matanya hitam kelamnya kepadaku. Sebenarnya saat itu aku tidak tahu kalau dia adalah malaikat kematian. Namun sekarang aku sudah tahu. Dengan selang - selang dan berbag

Dia Yang Mengikutiku "Mba, kalo pergi jangan bawa - bawa banyak pasukan dong!" ucap seorang bapak - bapak berjenggot panjang yang tengah berdiri di dekatku dengan menatapku seolah rasa sinis. Astaghfirullah, untuk yang kedua kalinya aku dikejutkan dengan perkataan orang lain yang terkesan menghakimiku. Aku sendiri tidak tahu, seperti apa pasukan yang dimaksud. Setelah KRL jurusan Duri berhenti, aku turun serta membawa barang - barangku. Aku kembali menunggu KRL untuk transit kereta jurusan Grogol, melanjutkan perjalananku menuju pemberhentian terakhir. Dan lagi, seorang ibu - ibu berpakaian serba hitam, dengan ikat kepala dan lipstik ungu gelap. Terlihat seperti layaknya seorang peramal, memperhatikanku dari pertama aku masuk kereta arah Grogol. Aku coba mengalihkan pangdanganku, berpura - pura tidak tahu sedang diperhatikan. Saat operator kereta memberitahukan bahwa kereta sudah mendekati stasiun tujuanku, aku merapatkan diri mendekati pintu keluar. Saat itulah ibu -