Kisah Siti Pendaki Yang Sempat Hilang Selama 4 Hari Di Gunung Rinjani Hingga Bertemu Sosok Hitam

Siti Maryam (29), seorang yang sempat hilang selama 4 hari 3 malam di Gunung Rinjani, sudah kembali ke rumahnya. Siti menceritakan kisahnya bagaimana bisa bertahan sendirian di hutan. Kisah Siti ini diunggah di website resmi Backpaker Jakarta, group pendaki yang di ikuti Siti.

Siti mendaki Gunung Rinjani bersama 27 orang rekannya melalui Pos BTNGR di kecamatan sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB, pada jum'at (28/7). Rombongan berhasil sampai di puncak rinjani, minggu (30/8) pagi.

Sekitar pukul 10.05 Wita mereka turun dari puncak. Namun di tengah jalan, Siti izin ingin buang hajat. Dia menitipkan Handphone nya bersama barang - barangnya juga kepada temannya.

Siti mencari tempat yang datar untuk buang hajat. Dia berjalan cepat ke bawah dan menyalip beberapa rombongan di sisi kiri jalan. Saat itu kondisi angin sedang lagi kencang dan track berpasir.

Selama perjalanan turun (rombongan) terus melihat ke arah kiri untuk memastikan apakah ada siti atau tidak.

Namun selama turun sampai bertemu track turun ke arah camp Edi (salah satu anggota) tidak melihat Siti dan memastikan bila Siti sudah sampai ke bawah terlebih dahulu, "Kata Backpaker Jakarta".

Sampai akhirnya rombongan terakhir tiba pukul 14.00 Wita di Plawangan tanpa melihat Siti di sepanjang jalur. Saat itulah rombongan sadar bahwa siti hilang.

Mereka langsung kembali ke atas dengan menyusuri jalur sambil berteriak memanggil nama Siti, namun pencarian tak segampang yang di perkirakan (gagal).

Di sisi lai, Siti sadar ternyata dia salah mengambil jalur dan berpisah dari rombongan. Akhirnya dia tidak jadi buang hajat dan memutuskan untuk kembali ke atas mencari rombongannya.

Saat ingin naik ke atas dan bermaksud menyusul teman - teman yang lainnya, Siti melihat di depan lapangan luas, jadi dia lebih memilih melanjutkan perjalanan menuju lapangan dibanding naik ke atas lagi, "Tulis Backpaker".

Siti juga sudah berusaha memanjat tebing, namun selalu gagal. Siti tersesat di daerah terjal yang berupa pasir dan bebatuan.

Setelah sadar ia tersesat dan tidak lagi memungkinkan untuk menaiki tebing yang terjal tersebut, akhirnya Siti tidak ada pilihan lain selain ikut menuruni tebing dengan harapan dapat menemukan jalan menuju turun ke bawah.

Siti juga sempat berteriak - teriak berharap rekannya mendengar, namun apa daya suara Siti tak cukup kencang untuk terdengar rekannya. Dia juga melepas sepatunya dan melemparkannya ke atas untuk meninggalkan jejak. Namun sayang hal tersebut tidak sama membuahkan hasil.

Siti terus berusaha mencari jalan keluar di hari pertama hilang. Di hari kedua, tenaganya mulai merasa lemas. Dia juga mengaku tidak bisa tidur dengan nyenyak.

"Siti mengaku tidak tidur dengan nyenyak di malam harinya karena terkadang ia melihat banyak orang berbalut hitam sedang melihat dan membicarakan Siti", kata Backpaker Jakarta.

Meski takut, Siti berusaha tidak panik. Dia mencoba meminta izin kepada makhluk hitam itu agar tidak di ganggu dan membiarkan dia tidur.

Di hari ketiga, cuaca malah semakin dingin dan siti hanya tiduran di akar - akar rerumputan dengan harapan pagi hari segera tiba. Siti bertahan dengan permen dan 2 sachet madu yang ada di kantong bajunya.

Hari ke empat, Rabu (2/8), Siti berusaha berpindah lokasi dengan berjalan ke bawah hingga akhirnya bertemu dengan seorang pengembala sapi. Sitipun langsung meminta bantuan kepadanya.

Dia meminta tolong untuk diantarkan ke basecamp dan langsung dibawa ke puskesmas untuk di periksa lebih lanjut dan Alhamdulilah semua dalan kondisi baik, ucap Backpaker Jakarta.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Horor Kejadian Suster Gepeng di Rumah Sakit Soetomo di Daerah Surabaya

Mengungkap Sebuah Misteri Yang Menjadi Perbincangan Pantai Garut Selatan

Kisah Nyata Yang Berasumsi Main Dukun/Ilmu Hitam