Cerita Kisah Mistis Yang Menyeramkan Pendakian Gunung Ciremai


Gunung Ciremai merupakan dataran tertinggi di Jawa bagian Barat yang termasuk paforit tujuan pendakian. Kunjungan pendaki kerap melonjak saat musim liburan serta dua moment penting yakni agustusan dan acara tahun baru.

Tatkala pendakian, tubuh dipaksa bekerja keras berjalan dan menahan beban logistik hingga batas maksimal kemampuannya. Lelah, letih dan lemas pasti menghinggapi bagi para pendaki.

Saat inilah pikiran kosong yang terkadang mendatangkan halusinasi. Tak ayal banyak sekali kisah mistis yang menyelimuti Gunung Ciremai. Baik cerita mistis yang dialami oleh para pendaki maupun cerita yang kita dengar dari media sosial maupun masyarakat setempat.

Seperti yang dituturkan oleh Abah Indi pengelola jalur pendakian Apuy. Argamukti, Argapura, Majalengka kerap menerima laporan dari pendaki yang mengalami kejadian ganjil.

"Dari Pos V, Sanghyang Rangkah memang kerap terdengar sayup - sayup suara gamelan" ungkap Abah Indi saat ditemui pos pendakian.

"Banyak pendaki yang merasa heran dengan bunyi gamelan tersebut, padahal disekitar itu tidak ada hajatan", seloroh Abah Indi melanjutkan ceritanya.
Abah Indi juga bercerita tentang banyaknya korban jiwa manusia dan hewan akibat kerja paksa di perkebunan sekitar Apuy pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

Mayat mereka tak dikuburkan melainkan dibiarkan tergeletak hingga membusuk. Berbeda dengan Arjuna, pendaki asal Cirebon yang tidak mendengar alunan gamelan misterius itu.

Tapi dirinya mengaku mengalami kejadian aneh saat menapaki jalur pendakian Apuy dengan tiga temannya.

"Se ekor burung hitam dan tawon hitam mengikuti kami dari pos V hingga hampir ke puncak. Sungguh aneh akan sedikit menakutkan karena ini pengalaman pertama mendaki".

"Mereka seolah menunjukan jalan", tutur Arjuna, juga mengalami kejadian aneh saat menapaki jalur pendakian Apuy beberapa waktu lalu.
Kejadian itu membuat bulu kuduk Arjuna dan kawan - kawannya berdiri ketakutan sekaligus pengalaman yang sangat mengesankan.
Insiden tersebut juga menjadi sebuah kisah menarik yang diceritakan kembali kepada pendaki lain sehingga timbulah mistis.

Burung hitam yang dimaksud tadi ialah Burung Anis Gunung (Turdus Poliochephalus), burung jenis pemakan cacing. Banyak cacing bermunculan akibat sisa makanan yang ditinggalkan oleh para pendaki.

Kelelahan saat mendaki terkadang mengakibatkan otak kita sulit untuk berpikir lebih jernih. Nah, hal semacam inilah buah pikir "Fatamorgana" yang diluar nalar dan logika.

Meski demikian, kehidupan alam gaib yang berbeda dimensi, ruang dan waktu dengan kita memang benar - benar ada.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Horor Kejadian Suster Gepeng di Rumah Sakit Soetomo di Daerah Surabaya

Mengungkap Sebuah Misteri Yang Menjadi Perbincangan Pantai Garut Selatan

Kisah Nyata Yang Berasumsi Main Dukun/Ilmu Hitam