Seputar Cerita Horor Hantu Itu Ada "Pocong Di Kursi Roda"


Siang itu aku dapat kabar dari pamanku, kalau kakakku yang kuliah di Jogja mengalami kecelakaan sepeda motor, dan dia dirawat di sebuah rumah sakit yang terbilang masih pelosok di kota Jogja.

Nama kakakku adalah Rina. Selama kuliah di Jogja, ia memutuskan untuk tinggal di rumah paman kami.

Jam 3 sore aku berangkat dari Solo menuju Jogja. Dan sekitar jam 5 sore, aku baru sampai di rumah sakit tempat kakakku di rawat.

Bangunan rumah sakit itu seperti sudah berumur tua, tembok bagian depannya sudah di tumbuhi lumut dan tumbuhan menjalar.

Aku segera memarkirkan sepeda motorku. Aku sempat merinding melihat bangunan rumah sakit itu, tapi aku tepiskan rasa ketakutanku itu dengan berdoa dan memfokuskan terhadap kondisi kakakku.

Setelah sampai di bangsal tempat kakakku di rawat, aku melihat dia. Kondisi yang cukup parah, mengakibatkan kakinya patah yang harus berujung ke tahap operasi.

Singkat cerita, tak terasa waktu telah menunjukan pukul 11 malam. Aku memutuskan untuk bergegas tidur dan menuju tikar yang aku gelar di samping bangsal kakaku yang kondisinya berdekatan dengan toilet.

Aku langsung merebahkan tubuhku yang lelah karena seharian beraktivitas. Saking capeknya, aku langsung terlelap dan sempat bermimpi.

Didalam mimpi itu, aku melihat cahaya putih kecil, namun berubah menjadi besar dan malah semakin membesar sampai menjadi wujud layaknya pocong. Pocong itu wajahnya sangat mengerikan. Di bagian hidung dan mulutnya tersumpal kapas yang mulai membusuk.

Tiba - tiba aku terbangun dengan diliputi rasa takut. Al hasil, akupun disitu terbangun hingga tak bisa tidur kembali sampai suara adzan subuh berkumandang.

Seminggu setelah kakakku di rawat dan di operasi, akhirnya kakakku di ijinkan untuk pulang.
Sore itu aku bersama keluarga paman pulang dari rumah sakit menuju rumahnya. Sementara paman gak bisa bareng dengan kami. Katanya beliau mau ke toko dulu untuk membeli kursi roda buat kakakku.

Ketika sudah sampai ke rumah pamanku, aku langsung membersihkan dan merapikan sebuah kamar untuk kakakku beristirahat. Sehabis maghrib, pamanku itu pulang dengan membawa sebuah kursi roda bekas, tapi masih nampak terlihat bagus.

Langsung saja kakakku memakai kursi rodanya malam itu. Aku temani dia jalan - jalan di halaman belakang. Tak terasa, jam sudah menunjukan jam pukul 10 malam, kamipun bergegas ke kamar untuk beristirahat.

Kursi roda kakakku aku taruh di halaman belakang, karena didalam kamar kakakku terlalu sempit. Aku tidur di bawah di samping tempat tidur kakakku. Tapi aku tidak bisa tidur malam itu, karena udara sangat terasa dingin.

Tiba - tiba aku teringat dengan sosok pocong yang datang dalam mimpiku waktu di rumah sakit itu. Wajahnya yang sangat mengerikan itu melintas kembali di pikiranku, membuat suasana malam menjadi berasa tak bersahabat.

Tiba - tiba dari halaman belakang ku dengar seperti suara orang yang berdehem, "Hemm... Hemmm.... Ehemmm". Akupun semakin takut dan diliputi rasa cemas.

Tiba - tiba ada suara lagi, seperti benda yang di bentur - benturkan ke tembok "Dug... Dug... Dug.." kira - kira seperti itu bunyinya.

Keringat dingin mulai membasahi tubuhku. Aku bangkit dari posisi tidurku, mencoba mengambil segelas air yang berada di meja kecil di kamar itu. Namun tiba - tiba terasa ada sebuah tangan yang memegang pundakku. Hah! Aku kaget! Perlahan aku tengok ke belakang. Ternyata itu pamanku! Syukurlah! Aku kira pocong!.

"Joe, kamu dengar suara itu?," tanya paman. Aku hanya menganggukkan kepala saja. "Ayo kita lihat Joe!" ajak pamanku.

Aku mengikuti pamanku bagaikan ekor di belakangnya dengan langkah mengendap - endap menuju ke arah belakang halaman rumahku. "Dug... Dug.... Dug...!" suara itu terdengar semakin jelas.

Setibanya di pintu penghubung ke halaman belakang, aku dan pamanku segera melihat apa yang sedang terjadi. Aku kaget dan lemas ketakutan saat melihat sesosok pocong dengan kain kafan kumal, sedang duduk di kursi roda kakakku sambil membentur - benturkan kepalanya ke arah tembok rumah. Wajahnya tampak membusuk. Mata, hidungnya tersumpal kapas kotor.

Saat melihat itu, tubuhku terasa lemas, seperti nyawaku ingin lepas dari tubuhku. Dan ketika tersadar, aku dan pamanku langsung lari menuju ruang tengah. Aku berteriak - berteriak minta tolong, hingga membangunkan seisi rumah. Lalu aku jelasin kepada mereka, kalo barusan ada pocong di kursi roda kakakku.

Sementara pamanku saat itu juga pergi ke tempat seorang kyai untuk meminta bantuan. Padahal saat itu udah jam 2 malam.

Selang beberapa menit, pamanku kembali datang ke rumah bersama seorang kyai. Kyai itu langsung menuju halaman belakang, tempat kursi roda kakakku di simpan. Aku sekilas melihat, saat kyai itu sedang berdoa, kursi itu bergerak - gerak sendiri.

Setelah selesai berdoa, pak kyai langsung bilang kepada pamanku. Katanya kursi roda itu merupakan kursi roda bekas kecelakaan oleh pemiliknya terdahulu. Pemiliknya dulu meninggal karena tertabrak truk saat sedang berada di kursi roda tersebut. Dan kini arwahnya tak mau lepas dengan kursi roda yang selalu menemaninya semasa hidupnya.

"Sebaiknya kursi roda itu secepatnya di lebur ke sungai Bengawan Solo," kata pak kyai.

**********

Setelah shalat subuh, aku dan pamanku langsung menaiki sebuah mobil pick - up yang akan menuju ke arah Bengawan Solo. Sesampainya di sungai tersebut, saat matahari mulai bersinar, yang menandakan pagi sudah menjelang. Dan tanpa nunggu lama lagi, akhirnya pamanku membuang kursi roda berhantu itu ke sungai Bengawan Solo.
Alhamdulilah, dan kini kakakku bisa lekas sembuh dan bahkan sudah bisa masuk kuliah lagi.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Horor Kejadian Suster Gepeng di Rumah Sakit Soetomo di Daerah Surabaya

Mengungkap Sebuah Misteri Yang Menjadi Perbincangan Pantai Garut Selatan

Kisah Nyata Yang Berasumsi Main Dukun/Ilmu Hitam