Seputar Cerita Horor Hantu Itu Ada "Mistei Gadis Ke Empat"

Pengalaman ini aku alami sendiri ketika masih mengenyam pendidikan SD kelas 2 sewaktu di Riau dulu.

Ayah saya itu kerjanya suka pindah - pindah maklum beliau adalah seorang kontraktor proyek. Dan pada saat saya duduk di kelas 2 SD, ayah saya ditugaskan di Pangkalan Kerinci, Riau. Kegiatan saya selain sekolah yaitu mengaji selepas isya. Karena tidak ada yang mengaji di mesjid atau mushola sekitar, dan memang di desa tempat kami tinggal ngontrak dulu itu hanya ada satu ustadz, jadi saya bersama anak - anak yang lain mengaji ke rumah ustadz itu.

Waktu itu sekitar akhir tahun 2.000 an. Memang di lingkungan itu masih banyak hutan. Per RT itu rumahnya sedikit, dan antara satu RT dengan RT lainnya terpisahkan oleh kebun - kebun dan hutan. Satu RT saja paling ada 4 sampai 5 rumah saja.

Nah, waktu itu malam Jum'at. Seperti biasa saya bersama anak tetangga (Reza namanya) berangkat mengaji ke rumah ustadz. Saya dan Reza tinggal di RT satu, sedangkan ustadz yang jadi guru ngaji saya tinggal di RT dua. Otomatis kami berdua harus berjalan - jalan di malam hari untuk pergi mengaji iqra ke rumah beliau. Jaraknya sih sekitar 5.00 meteran, tapi karena lewat kebun - kebun yang nyampur sama hutan, jarak segitu terasa lebih jauh.

Untungnya, di tengah perjalanan kami berdua bertemu ustadz dan 5 orang murid ustadz yang lain. Kelima orang itu adalah 3 orang perempuan dan 2 orang laki - laki. Kami pun langsung salaman dan cium tangan pak ustadz.

Lalu ustadz mengajak kami untuk berangkat bareng ke rumahnya, karena ustadz bilang, beliau habis ada perlu dari depan. Maka berangkatlah kami bersama - sama.

Karena saya dan Reza asyik ngobrolin sesuatu, tanpa sadar kami berdua berjalan lambat dan tertinggal.

Posisinya ustadz di paling depan, lalu 2 murid laki - laki yang lain setelah ustadz, di susul 3 murid perempuan di depan kami. Akhirnya kami pun melewati zona area kebun - kebun campur hutan yang rasanya seperti lorong yang tak berujung (sampai sekarang kadang saya masih merinding nih kalo ingat). Nah, di ujung  kebun - kebun campur hutan yang merupakan satu - satu nya jalan yang menuju rumah ustadz itu, ada sebuah rumah.

Rumah itu di kediami oleh sebuah keluarga yang kurang berbaur dan bergaul dengan masyarakat. Rumah itu tampaknya sepi, hanya lampu di teras saja yang dinyalain, itu pun terlihat redup. Tiba - tiba munculah seorang murid perempuan dari arah belakang saya. Dia kemudian berkata, "Dit, tolong bilang ke uatadz, tungguin ya, kakak mau ambil sesuatu dulu di rumah!", gitu katanya. Saya sih cuma jawab iya aja (karena murid pak ustadz yang perempuan itu merupakan senior saya semua, mereka kelas 3 SD sama dengan kelas 4 SD, maka saya panggil mereka dengan sebutan kakak). Kemudian murid si perempuan itu berjalan tergesa - gesa dan berbelok ke arah rumah yang berada di sebelah kanan kami itu. Sebelum dia belok ke arah rumah itu, dia sempat noleh dari kejauhan ke arah kami.

Saya gak bisa lihat dia dengan jelas, cuma yang terlihat item gelap gitu mukanya di balik kerudung.

Saya sih awalnya biasa - biasa saja, karena memang lampu di rumah itu agak redup. Kemudian setelah menoleh sebentar, dia masuk ke dalam rumah, buka pintu seperti biasa, dan masuk lalu menutup kembali pintunya. Setelah kami berjalan melewati rumah itu, saya heran, kok ustadz dan yang lainnya terus aja jalan, padahal si murid perempuan yang tadi masuk rumah itu ngeduluin yang lain dan melewati ustadz juga. Akhirnya saya dan Reza nungguin di depan pintu pagar rumah itu.

Tiba - tiba ustadz menoleh dan manggil setengah teriak, "Dit! Reza! Kenapa kalian malah diam? Ayo lanjut jalan!", kata pak ustadz. Saya menjawab, "Ustadz, kita nungguin kak .....", mendadak kata - kata saya kepotong sendiri dan tertahan. Saya langsung merinding! Saya baru sadar, murid perempuan di depan kami itu ada 3 orang, dan memang hanya mereka bertiga murid perempuan pak ustadz! Terus satu orang yang nyusul dari belakang itu tadi siapa ....? Aneh!.

Saya dan Reza saling adu pandang serta bingung. Ustadz dan kelima murid senior lain pun pada melongo lihat kita berdua. Kemudian ustadz bilang, "Kamu tuh nungguin siapa? Penghuni rumah itu lagi mudik ke Kalimantan, mereka berangkat seminggu yang lalu", ujar ustadz. Langsung jantung saya berdetak kencang dan keringat dingin bercucuran, dan saya lihat Reza pun sama demikian. Maka tanpa pikir panjang lagi saya dan Reza langsung lari ngacir ke arah ustadz.

***************

Setelah mengaji, saya dan Reza gak langsung pulang. Saya ceritain dulu apa yang saya dan Reza alami kepada pak ustadz. Ustadz cuman senyum dan bilang, "Lain kali kalo malam, jalan itu yang konsen. Dan sebelum keluar rumah baca doa dulu". Memang saya tadi pas berangkat lupa baca doa!.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Horor Kejadian Suster Gepeng di Rumah Sakit Soetomo di Daerah Surabaya

Mengungkap Sebuah Misteri Yang Menjadi Perbincangan Pantai Garut Selatan

Kisah Nyata Yang Berasumsi Main Dukun/Ilmu Hitam