Mitos Dan Legenda Situ Cangkuang Yang Berlokasi Di Kota Garut

Story Lengkap Candi Cangkuang Yang Misterius Dan Makam Senopati Mataram Di Kota Garut

Peninggalan candi di Jawa Barat amat jarang, tapi salah satunya yang dapat dikatakan cukup menonjol yakni Candi Cangkuang di Kota Garut, Jawa Barat. Candi Hindu ini berlokasi di Kampung Pulo di Cangkuang. Karenanya candi ini disebutkan dibangun pada abad ke 8.

Lokasi Candi Cangkuang ini tak jauh dari pusat Kota Garut. Ada banyak penunjuk jalan untuk dapat sampai ke lokasi candi ini. Namun, kalian perlu menyebrang danau dengan memakai rakit agar sampai ke situs bersejarah Candi Cangkuang ini.

Candi ini bisa dikatakan cukup misterius. Tak jelas, apakah candi ini bagian dari peninggalan sebuah kerajaan atau bukan. Di tatar Sunda, kerajaan tertua yakni kerajaan Tarumanegara pada abad ke 7. Tak jelas juga apakah ada kaitan antara Candi Cangkuang dan kerajaan itu.

Konon, Candi Cangkuan ini terbilang masih ada kaitan dengan Candi Jiwa di Kota Karawang dan candi di pegunungan Dieng yang sezaman. Candi ini cukup terawat. Banyak pengunjung yang duduk - duduk dan sekedar berfoto. Lokasi candi yang dikelilingi pohon - pohon besar memang membuat suasana sejuk dan teduh.

Candi Cangkuang ini memang relatif sederhana motifnya. Di tempat candi tersimpan sesosok patung yang tengah mengendarai sapi. Nah, banyak pengunjung yang entah mengapa menaruh uang di atas patung yang disekelilingnya di pagari besi.

Candi ini pertama kali ditemukan berdasarkan catatan peneliti Belanda. Dalam catatan itu tertulis adanya penemuan batuan dan patung, serta sebuah makam kuno. Para peneliti Indonesia berbekal catatan itu dan kemudian mencari untuk menemukan Candi Cangkuang.

Rekontruksi candi dilakukan saat dengan melihat bentuk pondasi dasar candi, kemudian peneliti mereka bentuk candi hingga seperti sekarang ini. Bahan - bahan candi yang hilang dicetak ulang.

Mitos dan cerita mistis selalu ada seputar candi ini. Apalagi disebelah candi itu ada makam senopati Mataram Arief Muhammad yang juga pendiri Kawasan Kp. Pulo yang disebut kampung keramat.

Menurut Umar salah satu penghuni sekaligus penjaga kawasan Kp. Pulo, candi dana kawasan makam seperti tak terpisahkan. "Dahulu Embah Dalam (Arief Muhammad) setelah perang menyerang Batavia tinggal disini".

Di Cangkuang, Arief Muhammad mendirikan sebuah perkampungan Islam bersama para pengikutnya. Kemudian Arief memiliki 7 orang anak, seorang putranya meninggal dan tersisa 6 putri. Di Kawasan Kp. Pulo pun hanya ada 6 rumah adat yang saling berhadapan dengan satu mesjid. Adat yang dipegang hingga kini pun hanya hanya ada 6 kepala keluarga.

"Yang lain menyebar, ada yang di Bandung, Jakarta, dan Sumatra. Kadang kala lebaran kumpul", terang Umar yang merupakan suami dari salah satu keturunan Arief Muhammad.

Kawasan Candi Cangkuang dan Makam Embah Dalam ini dilengkapi dengan musium. Ada foto - foto pembangunan candi serta peninggalan Al - Qur'an berikut Khutbah Jum'at Arief Muhammad.

Untuk soal yang berbau mistis, Umar juga punya cerita. Banyak dari mereka yang bertirakat di makam itu, atau candi. Biasanya mesti harus menghubungi juru kunci terlebih dahulu.

"Yang bergantung kepercayaannya, ada saja yang tahu - tahu nemu batu, keris, atau kujang". Ucap Pak Umar.

Percaya atau tidak memang soal cerita soal seputar mistis itu. Pastinya berwisata ke Kota Garut tak akan lengkap bila tak menengok Candi Cangkuang ini. Pemandangan di pinggir danau pun terasa indah dengan panorama Gunung Guntur.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Horor Kejadian Suster Gepeng di Rumah Sakit Soetomo di Daerah Surabaya

Mengungkap Sebuah Misteri Yang Menjadi Perbincangan Pantai Garut Selatan

Kisah Nyata Yang Berasumsi Main Dukun/Ilmu Hitam