Misteri Gunung Jimat Yang Berlokasi Di Kota Pemalang

Gunung Jimat Sejarah Kota Pemalang

Dari pusat Kota Pemalang, perlu waktu sekitar 3 jam untuk menuju Gunung Jimat atau orang sering menyebutnya Gunung Mendalem. Mendalem memang tidak terlihat semegah raksasa Semeru atau Slamet namun, dalam kepercayaan penganut Kejawen, setiap gunung mempunyai sejarahnya masing - masing. Sejak jelmaaan kura - kura Wisnu, membawa Mahameru dari India yang kemudian jadi cikal bakal seluruh gunung di Pulau Jawa, Mendalem ikut andil bagian dalam sejarah.

Mendalem diambil dari kata "Mendem" yang berarti menanam, atau menyembunyikan, atau menyimpan. Dalam khasanah bahasa Jawa, mendem bisa diartikan juga sebagai bertapa atau mendekatkan diri kepada Sang Maha Kuasa. Mendalem juga dijuluki sebagai Gunung Jimat.

Setiap orang di Pemalang tahu, Mendalem konon disebut - sebut sebagai lokasi penyimpanan benda - benda pusaka para leluhur. Percaya tidak percaya, perkara gaib memang sulit dibuktikan secara ilmiah. Itu sebabnya Tuhan menciptakan hati, sebagai tempat manusia menyimpan kepercayaan. Perkara gaib sama dengan urusan perasaan manusia.

Seperti namanya, sampai saat ini Mendalem bisa dikatakan tempat baik untuk mendekatkan diri kepada Sang Maha Kuasa. Setidaknya, masyarakat sekitar Mendalem meyakini itu. Tiap hari - hari tertentu, mereka mempersembahkan sesaji.

Mata pencarian sebagian penduduk di bawah kaki Mendalem adalah bercocok tanam. Disana tersimpan 607 hektar lahan hutan, 235 hektar kebun, 353 hektar sawah, dan 316 hektar ladang. Itu baru satu desa tepat di bawah Mendalem. Belum desa - desa lainnya. Selain menyimpan benda - benda pusaka, Mendalem lewat kuasa Tuhan, dapat memberi banyak manfaat untuk penduduk sekitar.

Orang - orang sekitar menyebut Gunung Mendalem dengan nama Gunung Jimat. Disebut jimat karena dalam tubuh tanah dan bebatuannya terkubur benda - benda pusaka. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, benda pusaka atau azimat diyakini menyimpan kekuatan mistik.

Dari peradaban Hindu - Budha pada abad 7, hingga peradaban Islam abad 15. Sejak Mataram Kuno, Majapahit, Sampai Mataram Baru catatan itu terekam dalam sejumlah peninggalan purbakala di Mendalem hal itu baik berupa arca, candi dan benda kuno lainnya.

Dari cerita mulut ke mulut, Mendalem juga mengetengahkan hikayat para punggawa tanah Jawa. Dari Minak Jinggo, Rakai Panaraban hingga Raden Patah. Masing - masing dari mereka mencatat kisah di langit Gunung Mendalem. Candi, makam dan petilasan disana menahkodai ceritanya itu tersimpan di puncak Gunung Mendalem.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Horor Kejadian Suster Gepeng di Rumah Sakit Soetomo di Daerah Surabaya

Mengungkap Sebuah Misteri Yang Menjadi Perbincangan Pantai Garut Selatan

Kisah Nyata Yang Berasumsi Main Dukun/Ilmu Hitam