Kisah Nyata Cerita Horor Bikin Merinding Baca "Kisah Tragis Seorang Perempuan Bernama Rahayu Ningtiyas"

Kisah Tragis Seorang Perempuan Bernama Rahayu Ningtiyas Yang Sering Dikenal Orang Memanggilnya Ayu

Perkenakkan namaku Rahayu Ningtiyas, usiaku 23 tahun dan aku merupakan anak satu - satunya dari pasangan suami istri yang bernama Bapak Zaenal dan Ibu Siti yang merupakan seorang petani di sebuah Desa penghasil beras. Sudah dua tahun ini aku merantau untuk melanjutkan pendidikan ku di sebuah kota ternama yang cukup terkenal di kalangan pelajar. Selama merantau aku tinggal di rumah Paman dan Bibi dari pihak Ayah. Mereka sangat menyayangi aku layaknya seperti anak sendiri, kasih sayang yang tulus, perhatian yang begitu besar dari mereka membuatku merasa berada di rumah ku sendiri.

Setiap bulan Bapak dan Ibu ku selalu mengirimi ku uang untuk keperluanku yang tak begitu besar karena untuk biaya kuliah ku sendiri aku mendapat Beasiswa dari pemerintah kota tempat aku tinggal. Namun sebuah peristiwa mengubah keadaanku menjadi terpuruk hingga ajal menjemput. Peristiwa itu menghancurkan masa depan ku hanya karena aku menjadi mahasiswi terpelajar di kampusku. Aku memang terkenal akan kecerdasan serta prestasi akademik di kampusku. Sehingga banyak teman - teman serta kakak tingkat mengenal diriku.

Tak hanya di kalangan mahasiswa atau mahasiswi, para dosen pun mengenal aku, siapa sangka hal itu menjadi bumerang untuk saat seorang kakak tingkat semester akhir memintaku untuk membantu membuatkan skripsi namun aku menolak karena buat ku hal itu sama saja dengan ia mempersulit dirinya sendiri untuk di kelak hari nanti. Tak hanya itu saja, bahkan kakak tingkatku itu berani membayarku dengan harga sangat mahal asal aku mau membantu membuatkan skripsi untuknya.

"Gw tahu elo pinter Ayu, makanya gw minta elo untuk buatin skripsi dan gw janji gw akan bayar mahal berapa pun elo minta?" Ucap kakak tingkat ku yang bernama Rina.

Rina merupakan anak orang kaya yang memiliki pengaruh besar di kampus karena sang ayahnya merupakan donatur tetap di kampus setiap kali kampus akan melakukan kegiatan apapun.

"Maaf kan Ayu gak bisa bantu kakak, coba deh belajar menyelesaikan sendiri pasti kakak bisa kok, Ayu sudah bantu saat tugas - tugas harian lagipula Ayu juga takut kesalahan" Ucapku dengan berusaha selembut mungkin agar tak menyinggung perasaannya.

Dengan kasar ia mendorongku sambil berkata

"Pinter aja belagu lo, lihat saja gw bakal hancurin masa depan lo, inget omongan gw karena gw gak main - main".

Aku hanya bisa terduduk di lantai kampus menahan bokongku yang sakit akibat dorongan nya yang cukup keras.

"Ayo bangun mau sampe kapan duduk di situ!" ucap kakak kelasku sambil mengulurkan tangannya, beliau merupakan seseorang yang cukup terkenal akan ketampanannya. Beliau bernama Tautik.

Dengan pelan aku menyambut uluran tangan kak Taufik. "Terima kasih Kak Taufik sudah mau membantu" Ucapku sambil tertunduk malu.

"Sama - sama lain kali hati - hati dengan Rina, dia orangnya nekat apapun ia bisa lakukan, karena gw pernah jadi mantannya jadi tahu betul seperti apa orangnya dia" Ucap Kak Taufik sambil perlahan beliau meninggalkan ku.

Aku hanya bisa tersipu malu, sejak awal masuk kampus ini aku sudah kagum akan dirinya, sehingga membuat semakin lama merasakan jatuh cinta dalam dia dengan nya, mengagumi setiap apapun yang ada pada dirinya.

Namun siapa sangka Rina melihat hal itu yang semakin murka berjanji akan menghancurkan Ayu.

Karena amarah dan dendam yang begitu besar terhadap Ayu, dengan kekayaan yang dimiliki sang ayahnya, Rina pun membayar 5 preman untuk menghancurkan masa depan Ayu, tepat di usia Ayu berulang tahun.

Tepat pada tanggal 5 Februari 1997, Ayu bersama paman dan bibinya merayakan ulang tahun Ayu di rumah secara sederhana, setelah berdoa lalu memotong tumpeng. Saat perayaan itu sedang berjalan, tiba - tiba suara pintu yang di dobrak terdengar begitu keras. Tiba - tiba masuklah 5 orang pria yang berpenampilan layaknya seorang preman.

Tanpa berkata apa pun mereka menyeret paman dan bibi masuk ke dalam kamar mereka, kemudian mengikatnya serta menutup mulutnya dengan kain, lalu dengan sadis 2 orang dari 5 preman itu menusuk belati berkarat ke beberapa bagian tubuh paman dan bibi sehingga mereka meninggal dalam keadaan terikat dan mengenaskan.

Sedangkan 3 orang itu secara bergilir memperkosa Ayu yang tergeletak tak berdaya dengan pakaian mulai terbuka, sedangkan 2 orang yang membunuh paman dan bibinya Ayu, merekam aksi bejat mereka, sambil tertawa. Di hari yang seharusnya berbahagia, malah menjadi hari kehancurannya. Selama 3 hari berturut - turut, ke 5 preman itu terus melakukan pelecehan kepada Ayu. Setelah mendapat telepon dari orang yang menyuruh mereka, mereka pun disuruh kembali untuk segera menghabisi Ayu dengan cara mengikatkan leher Ayu dengan kain, lalu mengikatnya seolah - olah Ayu melakukan aksi bunuh diri.

Sambil tertawa mereka menyaksikan Ayu merenggut nyawa dengan cara leher terikat, air mata menjadi saksi Ayu menjemput ajal. Tak hanya sampai disitu, mereka juga merekam kejadian itu untuk bukti kepada orang yang menyuruh mereka.

Jasad Ayu, paman serta bibi tak diurus selayaknya dengan benar karena rumah mereka yang berada jauh dari tetangga serta para preman juga sudah memanipulasi rumah tersebut seolah - olah terbengkalai.

Cerita di atas itu berlangsung ke seorang wanita berjilbab yang saat itu hendak mencari makanan kesayangan di daerah yang cukup jauh karena stok makanan kesukaannya sudah habis, ditambah ia harus mengurus beberapa hal di daerah tersebut.

Sambil bersholawat dengan membawa 5 kg singkong kesayangan, ia melintasi sebuah tempat yang dirasa menurutnya tak asing, sambil berjalan santai, ia merasa ada seseorang yang sedang memperhatikan dirinya melintasi sebuah rumah yang tak terurus yang dipenuhi ilalang serta beberapa daun - daun kering.

Telat beberapa saat karena merasa lelah wanita berjilbab itu memilih untuk beristirahat sejenak di pinggir jalan sambil membuka bekal yang ia bawa dengan mengucap "Bismillahirrahmanirrahim" ia memakan singkong rebus kesukaannya sambil menikmati keindahan keadaan sekitar yang masih ditumbuhi banyak pohon - pohon rindang. Di tempat itu, wanita berjilbab itu beristirahat sambali melihat - lihat para muda - mudi yang sedang menikmati waktu dengan bercanda tawa.

Wanita berjilbab hanya tersenyum memandangi para muda - mudi tersebut. Tak disangka - sangka, dari samping terdengar suara yang begitu lembut. "Teteh suka singkong ya?" ucap seorang wanita cantik sambil tersenyum menatap wanita berjilbab itu.

"Kamu mau nih teteh kasih" ucap wanita berjilbab itu menawarkan makanan kesukaannya.

"Aku gak makan itu teh, buat teteh saja, boleh aku bercerita padamu teh tentang aku?" ucap wanita cantik itu!.

Kemudian semua berubah kejadian dimana gadis itu, paman serta bibi dibunuh secara tragis. Tak berlama wanita itu kembali dengan keadaan yang sama berada di pinggir jalan sambil memegang singkong rebus kesukaannya.

"Tolong bantu aku teh, kami hanya ingin doa serta tuliskan ceritaku dengan tinta merah ini" ucap gadis itu yang merupakan korban dari pembunuhan bernama Rahayu.

"Insya Allah teteh akan usahakan bantu tapi maafnya teteh gak bisa janji karena kondisi teteh yang kadang naik turun" ucap wanita berhijab itu sambil menatap iba Rahayu yang kini berjalan ke arah pohon rindang menembus hingga tak terlihat.

Tatapan wanita berhijab itu terlalu fokus, sehingga seorang pedagang minum menegurnya.

"Jangan melamun disini neng, nanti penghuni rumah kosong itu ngikutin, udah sore bapak perhatikan dari tadi neng bengong terus, sebaiknya pulang lalu berwudhu" ucap bapak pedagang itu.

"Baik pak terima kasih sudah diingatkan" ucap wanita berhijab itu lalu segera pergi untuk meninggalkan tempat itu. Tak berapa jauh ia berjalan, sesekali ia melihat lagi ke belakang, alangkah terkejutnya ia ketika melihat kembali ke arah belakang bahwa ternyata keadaan berubah bukan lagi sebuah jalan beraspal yang dipenuhi pohon - pohon yang rindang tali justru malah sebuah hutan belantara.

"Astaghfirullah hal adzmin ternyata traveling lagi" ucap wanita berhijab itu sambil meninggalkan tempat tersebut bergegas untuk segera pulang ke rumah.

Telat adzan magrib wanita berhijab itu sampai di rumah, sebelum masuk rumah ia berwudhu terlebih dulu di air kran yang berada di depan rumahnya. Setelah selesai dari wudhunya, dengan mengucap bismilah atau salam ia masuk ke dalam rumah, saat hendak masuk suara bisikan halus terdengar lembut olehnya.

"Rahayu Ningtiyas binti Zaenal, Ruminah binti Nawar dan Rahadi bin Zaka" Itulah nama kami teh .......

Wanita berhijab hanya bisa menarik nafas kemudian mengangguk kepalanya tanda ia mengerti maksud dari bisikan tersebut, kemudian bau amis darah tercium menyengat lalu hilang bersama semerbak wangi melati.

Sekian dan terima kasih.

Semoga kalian tenang disana, selamat jalan Ayu, Paman dan juga Bibi. Dari cerita tersebut, konon katanya Rani dan beserta orang - orang suruhannya tak diketahui jejaknya, namun menurut Ayu, Rani beserta pelaku lainnya sudah tertahan disebuah tempat untuk menerima ganjaran dari perbuatannya.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Horor Kejadian Suster Gepeng di Rumah Sakit Soetomo di Daerah Surabaya

Mengungkap Sebuah Misteri Yang Menjadi Perbincangan Pantai Garut Selatan

Kisah Nyata Yang Berasumsi Main Dukun/Ilmu Hitam